Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Membuka Pintu Kebijaksanaan, Bagian 2 dari 12

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Metode transmisi Dharma, atau apa yang kita sebut inisiasi, bukanlah suatu metode yang diciptakan Maha Guru Ching Hai. Ini adalah metode yang sangat kuno. Biar saya memberi sebuah contoh. Jika kita memiliki kesempatan untuk mempelajari kitab suci berbagai agama, kita akan menemukan bahwa subjek inisiasi ini disebutkan di kebanyakan kitab suci. Misalnya, Patriark Keenam Buddhisme Zen, Guru Hui Neng, mewariskan Dharma kepada para murid-Nya melalui metode inisiasi yang sama. Demikian pula, Guru Nanak dari Sikhisme, yang sangat dihormati di India, juga mentransmisi Dharma melalui inisiasi. Jika kita telaah kitab suci berbagai agama, terutama kitab suci agama besar yang memiliki para Nabi besar di seluruh dunia, kita akan menemukan di dalamnya bahwa transmisi Dharma terjadi melalui inisiasi. Mengapa perlu mentransmisi Dharma melalui inisiasi? Mengapa disebut inisiasi? Dharma bukanlah sesuatu yang dapat dijelaskan dengan kata-kata atau bahasa manusia. Oleh karena itu, selama transmisi Dharma, yang kita sebut inisiasi, hal itu merupakan transmisi dari jiwa ke jiwa. […]

Bagi para murid awam Guru, sebelum menerima inisiasi, kami minta Anda berjanji untuk bermeditasi setidaknya dua setengah jam sehari, yang mungkin terdengar sangat menakutkan bagi sebagian orang. “Dua setengah jam? Di mana kita menemukan waktu? Kita akan sibuk sepanjang hari dengan ponsel kita, menonton video atau acara TV. Acara apa yang sedang berlangsung? Drama mana yang menghibur?” Jadi, di mana kita menemukan waktu untuk bermeditasi? Ya, itu tergantung pada kita. Jika kita merasa bahwa meditasi, praktik spiritual kita, adalah hal terpenting dalam hidup kita, kita akan meluangkan waktu untuk itu. […] Tetapi Guru tidak mengharuskan kita untuk duduk selama dua setengah jam pada suatu waktu. Kita dapat membagi waktu. […]

Selanjutnya, bagi mereka yang kelak menjadi murid Guru, kami juga mohon komitmen untuk menjalankan Lima Sila. […]

Inisiasi, dengan kata lain, adalah pembukaan mata pikiran, atau apa yang kita sebut Mata Kebijaksanaan. Jika kita mempelajari kitab suci, kita mungkin tahu bahwa Mata Kebijaksanaan terletak di tengah dahi, di bagian atas. Membuka mata Kebijaksanaan ini membantu kita melihat. Efeknya adalah mencerahkan kita.
Tonton Lebih Banyak
Semua bagian  (2/12)
1
2024-09-16
795 Tampilan
2
2024-09-17
492 Tampilan
3
2024-09-18
432 Tampilan
4
2024-09-19
321 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android